Benarkah Dajjal Berusia
4.000 Tahun?
Konon, sebelum sampai di Pulau
Bermuda atau tinggal di daerah
Segitiga Bermuda ini, dajjal dahulunya
tinggal di sebuah pulau di laut Yaman.
Awalnya, ia lahir di sebuah keluarga
penyembah berhala di zaman setelah
Sam bin Nuh. Ia dilahirkan di daerah
sekitar Palestina di dekat daerah
Sodom dan Gomorah (umat kaum Luth)
dalam keadaan cacat di matanya.
Sejak kecil, si anak (dajjal) ini suka
menyusahkan orang tuanya. Tidur
selama sekitar empat tahun lamanya
dan tidak bisa berjalan. Suatu hari, di
tengah lelapnya tidur, si anak
terbangun dan mendatangi berhala
sesembahan kedua orang tuanya dan
tidur lagi di pangkuan berhala itu.
Saat itulah orang tuanya mengumumkan
kalau anaknya itu merupakan anak
Tuhan.
Orang-orang yang sebelumnya
mendengar bahwa anaknya itu tidak
bisa berjalan, spontan menertawakan
dan mencemoohnya. Sebagian lainnya,
ada yang mengambil air berkah.
Oleh banyak orang, si orang tua di
laporkan ke hakim dan diputuskan
keduanya harus berpisah dengan
anaknya. Anaknya ditahan di
pengadilan atau istana sedangkan
orang tua di bagian lain penjara.
Namun, saat terjadi azab kepada
penduduk Sodom dan Gomorah, anak
ini diselamatkan oleh Malaikat Jibril
ke sebuah pulau yang tidak
berpenghuni di laut Yaman. Jarak laut
Yaman ini membutuhkan perjalanan
yang sangat lama dan jika ingin ke
pulau tersebut harus melewati
terjangan ombak dahsyat. Jika tak
hati-hati maka akan tenggelam. Selama
di pulau itu, Jibril menugaskan seekor
binatang yang badannya dipenuhi bulu
lebat untuk merawat dan membantu si manusia cacat itu.
Singkat cerita, ketika sudah semakin
besar, ia memutuskan keluar dari
pulau itu dan mengembara ke mana
saja. Sampai suatu ketika ia bertemu
dengan Ibrahim, Musa, dan Nabi Isa.
Dalam pertemuannya dengan Nabi
Musa, ia awalnya menjadi pengikutnya.
Namun, di balik pertemuan itu ia
memiliki maksud jahat. Karena
kekagumannya pada Musa, ia
menggunakan nama Musa. Namun,
untuk membedakan ia dengan Musa
dari Mesir (Nabi Musa--Red), maka ia
memakai nama Musa Samiri alias Musa
dari Samirah, tempat lahirnya sewaktu
masih di Palestina.
Karena perbuatannya mengajak Bani
Israil membuat patung anak lembu
maka Musa AS lalu mengusir Samiri.
(Lihat QS Thaha [20]: 97). Ke mana
perginya Samiri (dajjal) ini setelah
diusir Musa, tidak ada keterangan
lanjutan.
Muhammad Isa Daud menyebutkan,
sejak diusir itu, Samiri mengembara
lagi ke berbagai tempat. Ia terus
belajar mengenai sikap umat manusia
dan mencari celah untuk
menjerumuskannya.
Dan beberapa saat sebelum kelahiran
Rasulullah SAW, dajjal kembali ke
pulau tempat ia dibesarkan oleh seekor
makhluk berbulu tebal tersebut. Saat
mendarat itulah, oleh makhluk tersebut,
dajjal disuruh berjalan ke bagian
dalam gua. Saat membelakangi dinding
gua itulah, dajjal kemudian terpasung.
Makhluk tersebut menyatakan, ikatan
itu hanya akan bisa lepas, saat
waktunya telah tiba. Dalam penuturan
Isa Daud, dajjal terpasung selama
lebih kurang 63 tahun. Sama dengan
usia Rasulullah SAW.
Setelah bebas, dajjal kembali
mengembara. Puncaknya, ia pergi ke
Segitiga Bermuda dan akhirnya
bertemu dengan setan. Ia sangat
diagungkan oleh setan dan keduanya
membuat perjanjian bersama untuk
menghancurkan umat manusia dan
memalingkannya dari menyembah Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan keterangan Muhammad
Isa Daud, hingga hari ini dajjal masih
hidup. Kendati usianya sudah lebih
dari 4.000 tahun, tetapi fisiknya masih
tetap muda dan tak ada yang bisa
menandingi kekuatannya hingga
turunnya Isa Al-Masih, putra Maryam,
yang akan membunuhnya. Usianya itu
bila dikonversikan dengan Nabi
Ibrahim AS, sebagaimana pendapat
Sami bin Abdullah Al-Maghluts, bahwa
Nabi Ibrahim hidup pada tahun
1997-1822 SM.
Panjangnya usia dajjal ini, karena ia
merupakan satu dari tiga orang yang
muntazhar (ditangguhkan) atau
dipanjangkan umurnya, yakni setan,
Nabi Isa AS, dan dajjal. Dan hanya
Nabi Isa AS yang mampu mengalahkan
dan membunuh dajjal. Wa Allahu A'lam
.
Senin, 02 Desember 2013
Dajjal , Manusia dengan Usia 4000 tahun

